Pemetaan Caving

<br /> <span style="font-size: large;"><b>Pemetaan Caving</b></span><br /> Dalam menelusuri goa seyogyanya seorang caver dapat mendata serta memetakan goa yang ia telusuri, baik goa vertikal maupun horizontal. Hal ini berguna untuk mendeskripsikan gambaran keadaan secara lebih faktual dan ilmiah, sehingga dapat ditarik kesimpulan secara global dan tepat untuk tujuan lainnya.<br /> <br /> <br /> <br /> ALAT-ALAT PEMETAAN GOA<br /> <br /> 1. Klinometer : mengukur kemiringan medan<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/1Klinometer.jpg" /><br /> <br /> 2. Kompas bidik : mengukur arah<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/kompas%20bidik.jpg" /><br /> <br /> 3. Roll meter : mengukur jarak kikabatas (kiri, kanan, bawah, atas)<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/3Rollmeter.jpg" /><br /> <br /> 4. Lembar worksheet : mengisi data<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/lmbar-worksheer1.png" /><br /> <br /> 5. Lembar description : menggambarkan sketsa goa<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/lmbar-deskripsion.png" /><br /> <br /> 6. Alat tulis : perangkat tulis<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/2ALATTULISGABUNGAN.jpg" /><br /> <br /> Klinometer bekerja seperti bandul yang menggantung kearah pusat gravitasi. Besar ukuran klino (“+” atau “–“) bergantung pada tinggi rendahnya sasaran yang diukur dari si penembak(pembaca klino).<br /> <br /> Kompas bidik yang digunakan bisa kompas lensa prisma atau kompas flat namun dianjurkan untuk memakai kompas flat yang sekaligus terdapata Klinometernya. Seperti “Silva Compass Expedition 15 TDCL”yang telah dilengkapi dengan Klino dan cermin untuk memudahkan membaca klino ketika membidik objek atau targetman.<br /> <br /> Roll meter yang dipakai berbahan flesibel (jangan memakai yg berpita seng). Bahan kedap air atau sejenisnya.<br /> <br /> Alat tulis yang dipakai adalah: pensil, karet penghapus, rautan, mistar, dan clipboard.<br /> <br /> Catatan: semua perlengkapan berbahan kertas (lembar description dan worksheet sementara) diusahakan yang bahanKalkir, karena sifatnya yang tidak mudah rontok saat terkena air, hanya mengerut saja. Atau jika tidak ada bisa menggunakan kertas Kodak Tris<br /> <br /> <br /> <br /> JOB DALAM MAPING<br /> <br /> 1. Pembaca alat : membaca besar sudut kompas dan klinometer (penembak)<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/pembaca%20alat.jpg" /><br /> <br /> 2. Pencatat data : mencatat besar sudut yang diukur oleh pembaca alat<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/pencatatdata.jpg" /><br /> <br /> 3. Penggambar sket : menggambar sketsa gua tampak depan (mulut goa, station, pitch, ornament, dll)<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/PenggambarSketsa.jpg" /><br /> <br /> 4. Obyek tembak : orang yang dikenai sasaran untuk mendapatkan sudut kompas dan klino<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/objek%20tembak.jpg" /><br /> <br /> 5. Pengukur jarak : mengukur ‘long tape’, dan ‘kikabatas’ goa dengan roll meter<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/pengukurjarak.jpg" /><br /> <br /> 6. Pemimpin regu : orang yang memimpin jalannya maping, penentu titik station, pengambil keputusan, dll.<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/Leader.jpg" /><br /> <br /> Catatan: Pembaca alat dan pencatat data harus dekat atau bersebelahan, agar tidak terjadi miss comunication. Pengukur jarak tidak mutlak ada, bisa dilakukan oleh anggota yang lain.<br /> <br /> TAHAP-TAHAP DALAM MAPING<br /> <br /> 1. Membagi job<br /> <br /> Pembagian job disesuaikan potensi yang dimiliki masing-masing individu<br /> <br /> 2. Kesepakatan pengukuran<br /> <br /> Disepakati mana titik/bagian tubuh yang menjadi sasaran tembak oleh pembaca alat (biasanya dipakai sinar lampu headlamp), berapa sentimeter jarak antara headlamp(titik tembak) dengan tanah dalam posisi berdiri, jongkok, dan tengkurap.<br /> <br /> 3. Menentukan starting point dan posisi tiap surveyor<br /> <br /> Starting point atau titik awal yang digunakan biasanya mulut goa atau teras goa(daerah perpisahan antara batas gelap dan batas terang). Pada titik ini ditempatkan seorang penembak/pembaca alat ditemani oleh penggambar sket dan pencatat data. Targetman ditempatkan beberapa meter didepannya menuju ke dalam goa(diusahakan pada titik belokan, station, atau pitch). Anggota yang lain bersiap untuk mengganti peran targetman di plottingan ke dua. Sedangkan penggambar sket dan pencatat data selau menuju ketitik awal plottingan yang baru.<br /> <br /> 4. Melakukan plottingan pertama<br /> <br /> Penembak mengukur kompas dan klino yang diarahkan ke Targetman (sinar headlamp),. Pengukur jarak mengukur longtape dan “kikabatas” goa dengan roll-meter. Pencatat data mencatat hasil pengukuran dari penembak dan anggota yang mengukur ‘kikabatas’. Penggambar sket mencitrakan gambaran dihadapannya ke media kertas dan menambahkan beberapa keterangan(jarak penembak dengan targetman, posisi penembak dengan kikabatas, ornament, dll).<br /> <br /> 5. Melakukan plottingan kedua<br /> <br /> Targetman pada plottingan pertama, berganti peran menjadi penembak di plottingan kedua, namun posisinya tetap dititik semula. Seseorang menjadi targetman baru yang ditempatkan beberapa meter kedalam goa dari sang penembak baru. Bisa diganti oleh penembak awal jika anggota sedikit/kurang (penembak dan targetman saling bergantian peran). Melakukan pengukuran dan pencatatan seperti pada plottingan pertama.<br /> <br /> 6. Melakukan plottingan selanjutnya dan eksekusi<br /> <br /> Plottingan selanjutnya dilakukan sampai batas akhir goa atau sesuai keinginan. Data yang diperoleh diperbaiki dan disalin ulang secara manual agar rapih. Hasil dari gambaran goa juga bisa diperoleh dari memasukan data ke beberapa software pemetaan dan grafik.<br /> <br /> <br /> <br /> sumber: http://hidupgajelas.wordpress.com/2011/01/17/teknik-dasar-pemetaan-goa/

Pemetaan Caving

Pemetaan Caving Dalam menelusuri goa seyogyanya seorang caver dapat mendata serta memetakan goa yang ia telusuri, baik goa vertikal maupun...

Baca selengkapnya »

Peralatan Caving

<br /> peralatan dan perlengkapan caving<br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Terdiri dari:<br /> - <a href="http://www.about-caving.com/peralatandanperlengkapan.html#kelompok">kelompok</a><br /> - <a href="http://www.about-caving.com/peralatandanperlengkapan.html#pribadi">pribadi</a><br /> <br /> -----------------------------------------------------<br /> <br /> Kelompok<br /> <br /> <br /> - Tali<br /> <br /> Berfungsi sebagai alat utama untuk lintasan SRT. Tali statik digunakan sebagai tali lintasan utama. Sedangkan untuk tali pengaman (safety line) dapat menggunakan tali dinamis.Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tali adalah ukuran diameter tali, kekuatan tali, dan bahan pembuatnya.<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/tali.jpg" /><br /> <br /> <br /> - Peralatan Rigging/Anchor<br /> <br /> Digunakan untuk membuat tambatan tali yang akan digunakan untuk turun, istilah rigging digunakan pada goa vertikal. Rigging dapat dilakukan di tambatan (anchor) alami, seperti pohon, batuan yang kuat, dan batuan bercelah. Jika tidak terdapat tambatan alami, maka dapat membuat tambatan buatan, dengan mengebor batuan yang ada. Hal ini sebenarnya tidak dianjurkan karena bersifat merusak batuan goa.Peralatan rigging terdiri dari webbing dan carabiner (berfungsi menghubungkan webbing dengan tali utama, disarankan menggunakan carabiner srew yang memiliki kekuatan paling besar). Jika akan membuat anchor buatan dibutuhkan peralatan tambahan, seperti hammer, alat bor tebing, spit, dan hanger.<br /> <br /> Prinsip dasar rigging adalah membuat lintasan yang mudah dilewati dan sesuai dengan kemampuan seluruh tim, tambatan yang dibuat harus aman, lintasan aman dari gesekan dari dinding goa, waspada terhadap batuan yang tidak stabil.<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/alat%20rigging.png" /><br /> <br /> - Minum dan Snack high kalori<br /> <br /> Penting untuk dibawa, air yang ada di goa tidak sehat untuk diminum karena mengandung endapan kalsit. Snack berfungsi menambah energy dan dapat juga digunakan sebagai cadangan makanan dalam kondisi darurat.<br /> <br /> <br /> - Karbit, air karbit + tempat sampahnya<br /> <br /> Mengingat cahaya adalah hal yang sangat penting pada telusur goa, penelusur goa wajib membawa karbit cadangan dan air karbit, untuk menghindari kehabisan cahaya. Sampah karbit tidak boleh dibuang sembarangan, jadi selalu ingat untuk membawa tempat khusus sampah karbit.<br /> <br /> <img height="253" src="http://www.about-caving.com/img/carbide_supplies.jpeg" width="400" /><br /> <br /> <br /> - Botol kosong dan kantong plastik<br /> <br /> Berfungsi untuk menyimpan urin ketika buang air kecil, bawa tupperware jika khawatir akan buang air besar di dalam goa, ingat kode etik penelusuran! Leave nothing but footprints!<br /> <br /> <br /> - Obat2an<br /> <br /> <br /> <br /> <br /> Pribadi<br /> <br /> <br /> - Set SRT (Single Rope Technique)<br /> <br /> <br /> - Sit harness<br /> Penghubung utama badan dan alat lainnya yang digunakan di pinggul. Sit harness caving berbeda dengan sit harness panjat. Sit harness caving disetting agar penggunanya dapat istirahat pada posisi yang nyaman ketika tergelantung di tali.<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/sit%20harness.png" /><br /> <br /> <br /> - Chest harness<br /> Penghubung utama badan dan alat lainnya yang digunakan di dada. Chest harness terhubung dengan croll pada saat naik, sehingga badan tetap terjaga sejajar dengan tali. Jika tidak terdapat chest harness, dapat diganti menggunakan webbing.<br /> <br /> <img height="200" src="http://www.about-caving.com/img/chest%20harness.jpg" width="171" /><br /> <br /> <br /> - Maillon<br /> Berfungsi sebagai penghubung harness dan alat ascending dan descending. Bentuknya seperti karbiner tapi tidak memiliki gate (pintunya menggunakan per), sangat kuat, ada dua bentuk, circular dan delta<br /> <br /> <img height="200" src="http://www.about-caving.com/img/maillon%20circular.jpg" width="200" /> <img height="200" src="http://www.about-caving.com/img/maillon%20delta.jpg" width="200" /><br /> <br /> <br /> - Carabiner 4 buah<br /> Pada 1 set SRT minimal membutuhkan 4 carabiner, 3 carabiner srew gate (bentuk ouval/delta) digunakan untuk penghubung jumar dengan konektor, descender dengan mallion, carabiner friksi, dan satu carabiner non-srew digunakan pada cowstail pendek.<br /> <br /> <img height="193" src="http://www.about-caving.com/img/carabiner.jpg" width="200" /><br /> <br /> - Ascender Handle<br /> <br /> Berfungsi sebagai alat naik yang digunakan di tangan terhubung dengan konektor ke mallion sit harness. Cara kerjanya, semakin terbeban akan semakin mengunci tali.<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/jumar.jpg" /><br /> <br /> <br /> - Croll<br /> Digunakan sebagai alat naik, prinsip kerjanya sama dengan jumar, namun terletak di dada, terhubung langsung dengan chest harness dan mallion sit harness. Dengan adanya croll posisi badan akan terjaga<br /> sejajar dengan tali.<br /> <br /> <img height="199" src="http://www.about-caving.com/img/scroll.png" width="200" /><br /> <br /> <br /> - Foot loop<br /> Berfungsi seperti tangga, tempat meletakkan kaki, sebagai alat bantu waktu naik, dapat dipanjang-pendekan sesuai kebutuhan. Produk peztl dan camp merupakan footloop jadi, apabila tidak ada dapat menggunakan tali statis yang dibentuk menyerupai footloop buatan petzl/camp<br /> <br /> <img height="133" src="http://www.about-caving.com/img/footloop.jpg" width="200" /><br /> <br /> <br /> - Descender<br /> Alat turun mekanis. Jenisnya ada bermacam-macam, yang sering digunakan “petzl stop”. Alat turun<br /> lainnya bobbin/simple dan rack<br /> <br /> <img height="200" src="http://www.about-caving.com/img/descender.jpg" width="200" /><br /> <br /> <br /> - Cowstail<br /> Sebagai tali pengaman, pada saat penelusuran cowstail dipasang pertama dan dilepas terakhir kali.<br /> <br /> <img height="105" src="http://www.about-caving.com/img/cowstail.png" width="320" /><br /> <br /> <br /> - Cover all<br /> Aktifitas penelusuran yang membakar kalori dan goa yang memiliki suhu berbeda dengan udara luar, dapat menyebabkan drop, coverall berguna sebagai penjaga panas tubuh. Selain itu juga berfungsi<br /> melindungi tubuh dari gesekan ornamen/dinding goa yang tajam.<br /> <br /> <img height="200" src="http://www.about-caving.com/img/coverall.JPG" width="198" /><br /> <br /> <br /> - Helm<br /> Goa memiliki ornament yang tidak beraturan serta terdapat banyak batuan yang bisa saja jatuh dan menimpa penelusur. Helm digunakan untuk melindungi kepala dari benturan atau kejatuhan batuan. Helm standar penelusuran adalah speleo helmet, helm ini dilengkapi dengan alat penerangan berbahan bakar karbit.<br /> <br /> <img src="http://www.about-caving.com/img/helm.png" /><br /> <br /> <br /> - Sepatu boot<br /> Berfungsi melindungi kaki, menahan gesekan dan benturan. Sebaiknya menggunakan sepatu boot yang tinggi, memiliki grip dan sol tahan air dan lumpur.<br /> <br /> <br /> - Sarung tangan<br /> Berfungsi melindungi tangan dari dinding/ornament goa yang tajam, melindungi tangan ketika turun di lintasan tali yang panjang.<br /> <br /> <br /> - Masker<br /> Berfungsi melindungi pernafasan, sangat dibutuhkan pada goa yang terdapat banyak guano (kotoran kelalawar)<br /> <br /> <br /> - Penerangan<br /> Penerangan menjadi sangat penting ketika berada dalam kegelapan abadi, minimal membawa 2, sebagai cadangan. Pencahayaan menggunakan karbit menghasilkan cahaya menyebar ke seluruh arah, berbeda dengan senter/head lamp<br /> <br /> <br /> <br /> sumber: Kartika, Metta. "Telusur Goa" (file pdf)

Peralatan Caving

peralatan dan perlengkapan caving Terdiri dari: -  kelompok -  pribadi ----------------------------------------------------- Kel...

Baca selengkapnya »

Syarat-syarat Melakukan Caving

<br /> <br /><span style="font-size: large;">syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum caving</span><br /> <br /><br /><br />Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan meminimalisir bahaya yang ada, penelusur goa wajib memerhatikan hal-hal berikut :<br />- dilarang melakukan penelusuran goa seorang diri<br />- wajib memberitahukan kegiatan penelusuran ke orang lain<br />- tidak memaksakan menelusuri goa bila badankurang sehat & keterampilan kurang, peralatan penelusuran -  - harus lengkap dan dalam kondisi baik<br />- kesiapan mental harus ok (tidak sedang stress, patah hati/dalam masalah)<br />- anggota terlemah menjadi patokan standar penelusuran (baik standar pembuatan line dan pertimbangan   <div>   ketika terjadi kondisi darurat)<br />- usahakan jangan masuk goa saat musim hujan<br />- jangan lupa minta ijin kepada orang tua dan instansi setempat<br />- perhatikan nasihat yang diberikan dan lakukan setiap kegiatan penelusuran goa dengan hati-hati<br /><br />Tingginya jam terbang, pengetahuan, keterampilan dan senioritas tidak cukup dijadikan patokan keamanan karena tidak seorangpun dapat memastikan apa yang bakal dihadapi di dalam goa.SAFETY FIRST!!START FROM ME!!<br /><br /> <br /><br />sumber: Kartika, Metta. "Telusur Goa" (file pdf)</div>

Syarat-syarat Melakukan Caving

syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum caving Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan meminimalisir bahaya yang ada, penelusur goa waj...

Baca selengkapnya »

Etika Caving

<span style="font-size: large;"><br />Etika Caving</span><br /> <br /> <br /> <br /> <br /> <span style="font-size: x-large;">PENTING!!!</span><br /> <br /> <br /> 1. Sejak semula harus disadari oleh seorang penelusur gua dapat merusak gua karena membawa kuman, jamur dan virus asing kedalam gua yang lingkungannya masih murni. Dalam menelusur gua, membuang sampah seperti sisa karbit, puntung rokok, sisa makanan, batu baterai bekas, botol miniuman dan sebagainya merupakan larangan mutlak bagi kegiatan penelusuran gua. Selain itu, mencoret coret gua dengan benda apapun juga dilarang. Dapat disimpulkan bahwa etika penelusuran gua adalah, "Take nothing but photograph, Leave nothing but footprint, Kill nothing but time”.<br /> <br /> 2. Gua adalah bentukan alam yang terbentuk dalam kurun waktu ribuan tahun, oleh karena itu para penelusur gua dilarang mengambil ataupun memindahkan sesuatu didalam gua tanpa tujuan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tujuan ilmiah sekalipun harus diusahakan untuk pengambilan yang secara cermat, terbatas dan selektif.<br /> <br /> 3. Menelusuri gua harus disertai kesadaran bahwa kesanggupan dan keterampilan pribadi tidak usah dipamerkan, sebaiknya kelemahan tidak perlu ditutupi oleh rasa malu. Bertindaklah sewajarnya tanpa membohongi diri dan orang lain. Apabila tidak sangguptapi dipaksakan maka hal ini akan membawa akibat yang tidak akan dapat dipertanggungjawabkan.<br /> <br /> 4. Tunjukan respek terhadap sesama penelusur gua.<br /> <br /> 5. Kewajiban utama sebagai penelusur gua adalah menjaga lingkungan gua.<br /> <br /> 6. Penelusur gua wajib memberikan pertolongan apabila dibutuhkan oleh penelusur gua lainnya.<br /> <br /> 7. Tiap penelusur gua wajib menjaga rasa hormat dan tata krama terhadap penduduk disekitar gua. Mintalah ijin seperlunya, bila mungkin secara tertulis dari pihak yang berwenang.<br /> <br /> 8. Bila minta ijin dari instansi yang berwenang maka harus membuat laporan dan menyerahkan pada instansi tersebut.<br /> <br /> 9. Bagian yang berbahaya didalam gua wajib diberitahukan pada kelompok penelusur gua lainnya.<br /> <br /> 10. Setiap musibah yang dialami penelusur gua wajib dilaporkan kepada sesama penelusur gua melalui media speleologi yang ada. Hal ini perlu supaya setiap musibah yang sama dapat dihindari.<br /> <br /> 11. Para penelusur gua wajib memperhatikan keadaan cuaca sehingga dapat memperkirakan apakah gua yang ditelusuri aman dari bahaya banjir atau tidak.<br /> <br /> 12. Setiap penelusur gua wajib melengkapi dirinya dengan perlengkapan dasar dan wajib mengetahui pengetahuan tentang penggunaan peralatan itu sebelum masuk gua.<br /> <br /> 13. Setiap penelusuran gua wajib melatih diri dengan berbagai keterampilan gerak menelusuri gua.<br /> <br /> 14. Setiap menelusuri gua dan menelitinya, dilakukan oleh penelusur gua dengan rasa PENUH RESPECT, tanpa menganggu dan mengusir kehidupan didalam gua.<br /> <br /> 15. Setiap penelusur gua menyadari bahwa kegiatan speleologi, baik dari segi olahraga atau segi ilmiahnya bukan merupakan usaha yang perlu dipertontonkan dan tidak butuh penonton.<br /> <br /> <br /> <br /> sumber: http://dc359.4shared.com/doc/vWIs5Ro0/preview.html

Etika Caving

Etika Caving PENTING!!! 1. Sejak semula harus disadari oleh seorang penelusur gua dapat merusak gua karena membawa kuman, jamur dan ...

Baca selengkapnya »

Sejarah Caving

<br /><span style="font-size: large;">sejarah caving</span><br /><br /><br />Menurut catatan, John Beaumont, seorang ahli bedah dari Somerset, Inggris, yang juga dikenal sebagai ahli pertambangan dan geologi amatir, sebagai orang yang pertama menuruni sumuran (potholing) pada tahun 1674. Dia menuruni sumuran sedalam 20 meter dan menemukan ruangan sepanjang 20 meter, lebar 3 meter dan ketinggian plafon 10 meter, dengan menggunakan penerangan lilin.<br /><br />Menurut catatan Beaumont merangkak sejauh 100 meter dan menemukan jurang (internal pitch). Ia mengikat pada tali di tubuhnya dan minta diulur sedalam 25 meter dan mengukur ruangan dalam gua tersebut. Ia melaporkan penemuan ini ke Royal Society, lembaga pengetahuan Inggris.<br /><br />Kemudian Johann Valsavor dari Slovenia, mendiskripsikan gua-gua antara tahun1670-1680. Tak kurang dari 70 gua, dia membuat peta dan menerbitkannya. Semenjak munculnya publikasi mengenai gua, semakin banyaklah orang memasuki gua.<br /><br />Sekalipun sejak abad ke-17 orang sudah mulai menjadikan gua sebagai obyek petualangan dan hanya pada kalangan terbatas, baru pada abad ke-19, muncul resmi ilmu speleologi atas jasa Edouard Alfred Martel. Dia menciptakan metode penuh disiplin dan tertib, mengubah tata cara penelusuran gua sebelumnya dengan menstandarkan perlengkapan dan bekal yang harus dibawa.<br /><br />Sewaktu kecil dia sudah mengunjungi gua Hahn di Belgia dengan ayahnya seorang ahli paleontologi, kemudian juga mengunjungi gua di Pyrreneenne di Swiss dan Italia. Pada tahun 1888 dia mulai mengenalkan penelusuran gua dengan menggunakan peralatan, pada seiap musim panas dia dan teman-temannya mengunjungi gua-gua dengan membawa dua gerobak penuh peralatan dan bahan makanan serta alat fotografi. Dia juga membuat pakaian berkantung banyak yang sekarang disebut coverall. Kantung ini diisi dengan peluit, batangan magnesium, 6 lilin besar, korek api, batu api, martil.<br /><br />Tahun 1889 ia berhasil menjejakkan kakinya di kedalaman 233 meter di sumuran Ranabel, Perancis. Tidak berlebihan memang jika dia kini diakui sebagai "bapak speleologi". Kemudian bermunculannya penelusur gua dan ahli speleologi lain yang terkemuka seperti Fournier, Jannel, Biret, Gaupilat dan masih banyak lagi. Baru ketika Perang Dunia I usai, muncul Robert de Joly dan Norbert Casteret yang kalibernya mampu mengimbangi Martel.<br /><br />De Joly memulai kiprahnya berdasarkan pengalamannya sewaktu berdinas di Angkatan Udara. Ia menciptakan alat-alat yang terbuat dari Allumunium Alloy, logam campuran yang juga dipergunakan pada badan pesawat. Norbert Castere, adalah orang yang tercatat pertama kali melakukan cave diving di tahun 1922. Bukunya yang berjudul "My Cave" dan "Ten Years Underground" mengilhami para ahli speleologi sesudahnya. Karena itulah negara Perancis dianggap sebagai kiblat dari ilmu speleologi.<br /><br /> <br /><br />LAHIRNYA SPELEOLOGI DI INDONESIA <br /><br /><br />Di Indonesia Spelelologi relatif tergolong suatu ilmu yang baru. Speleologi baru berkembang sekitar tahun 1980, dengan berdirinya sebuah club yang bernamaSPECAVINA yang didirikan oleh Norman Edwin (alm.) dan RKT KO. Namun karena <br />adanya perbedaan prinsip, maka terpecah dan masing-masing mendirikan perhimpunan:<br /><br />1. Norman Edwin (alm.) mendirikan club yang diberi nama GARBA BUMI<br /><br />2. RKT KO mendirikan HIKESPI pada tahun 1984<br /><br />Pada tahun-tahun tersebut berdiri pula club-club speleologi di Indonesia seperti ASC (Yogyakarta), SSS (Surabaya), DSC (Bali), Scala (Malang),dll.<br /><br />Ditahun 1992 di Yogyakarta dibentuk suatu forum tukar menukar ilmu dan informasi mengenai kegiatan penelusuran gua, yang disebut Arisan Caving Yogyakarta.<br /><br /> <br /><br />sumber : www.http://dc359.4shared.com/doc/vWIs5Ro0/preview.html<br />              http://id.wikipedia.org/wiki/Speleologi

Sejarah Caving

sejarah caving Menurut catatan, John Beaumont, seorang ahli bedah dari Somerset, Inggris, yang juga dikenal sebagai ahli pertambangan dan ge...

Baca selengkapnya »

Peralatan Rock Climbing

<br /><br /><br /><br /> Pada dasarnya, peralatan panjat tebing, tak jauh berbeda dengan peralatan kegiatan mountaineering lainnya, seperti caving, rapelling dan lainnya. Dimana ada beberapa alat yang berbeda bentuknya namun berfungsi sama.<br /><br /><br />Peralatan Dasar<br /><br /><br />Tali<br /><br />Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari kemungkinan jatuh sampai menyentuh tanah (freefall). Berbagai jenis tali yang digunakan dalam panjata tebing. Tali yang umum dipergunakan adalah jenis statis, walaupun kadang dibutuhkan tali statis, seperti digunakan untuk jummaring dalm pemanjatan tebing-tebing yang sangat tinggi (multipitch climbing) lebih lengkap baca posting:Management Rope kategori; Basic Mountaineering<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/edelrid-skyline11mmx50m.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/edelrid-skyline11mmx50m.jpg?w=225&h=88" /></a><br /><br /><br />Karabiner<br /><br />Adalah alat penghubung seperti pengait, umumnya dibuat dari bahan Alluminium Alloy. Karabiner sendiri mempunyai dua jenis yaitu karabiner yang mempunyai sistem penguncian (Locking Carabinner) atau screwgate dan karabiner tanpa sistem pengunci (Un-locking Carabinner) biasa pula disebut snapgate. Karena pengaruh penggunaan dan fungsinya, karabinerpun mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Secara prinsip, dalam rock climbing karabiner digunakan untuk menghubungkan tali dengan titik pengaman (runners), sehingga karabiner dibuat kuat namunringan.Umumnya karabiner yang sering digunakan adalah bentuk d shape untuk dikaitkan pada runner/hanger.<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/05-17meteor-screw.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/05-17meteor-screw.jpg?w=150&h=243" width="123" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kong-ergo_wire.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kong-ergo_wire.jpg?w=168&h=243" width="138" /></a><br /><br /><br />Rabbit Runner<br /><br />Adalah adalah alat penghubung karabiner satu dengan lainnya dengan berbagai variasi ukuran panjang. Dua karabiner yang dihubungkan runner biasa disebut quickdraw.<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/slings_1.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/slings_1.jpg?w=126" width="84" /></a><br /><br /><br />Harness<br /><br />Berguna sebagai pengaman tubuh pemanjat danbelayer. Harness yang umum digunakan adalah Sit Harness (harness untuk pinggang). Mempunyai dua jenis, yaitu yang bisa disesuikan ukuran pada lingkar pinggang dan paha (Udjustable Harness) danada yang bisa disesuaikan pada lingkar pinggang saja. (Non-adjustable Harness).<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamond-diva.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamond-diva.jpg?w=193&h=175" /></a><br /><br /><br />Non ajdustable harness ——- Ajdustable harness<br /><br /><br />Chock dan Cam<br /><br />Adalah pengaman yang disisipkan ke rekahan, celah – celah, atau lubang pada permukaan tebing. Chockmempunyai berbagai jenis dan ukuran yang dapat disesuaikan dengan bentuk rekahan atau celah pada tebing. Sedang cam mempunyai pegas yang dapat diminimalkan sudut mengembangnya pada celah. Dan mempunyai ukuran-ukuran yang berbeda pula.<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamondnut.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamondnut.jpg?w=169&h=241" width="139" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/ballnuts.jpg"><img border="0" height="125" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/ballnuts.jpg?w=240&h=150" width="200" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamond236wiredhex.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamond236wiredhex.jpg?w=210" width="140" /></a><br /><br /><br />stopper ————— ballnuts —————-hexentis<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/dmm4cuprocam.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/dmm4cuprocam.jpg?w=158&h=269" width="117" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/camp_tricam.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/camp_tricam.jpg?w=251" width="167" /></a><br /><br /><br />freinds —————– tricam<br /><br /><br />Belay Device<br /><br />Alat pengaman seorang pemanjat yang dikontrol oleh belayer, dengan memanfaatkan gaya gesek (friction) tali pada alat tersebut. Ada yang mempunyai self braking, yaitu dapat mengunci pergesaran tali jika terbebani. Alat inipun ada yang bisa berfungsi sebagai descender.<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/001723253_400_v1_m56577569830602991.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/001723253_400_v1_m56577569830602991.jpg?w=162" width="169" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kongghostmulti-usebelaydevice.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kongghostmulti-usebelaydevice.jpg?w=185" width="185" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-piu27.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-piu27.jpg?w=169" width="169" /></a><br /><br /><br />Petzl Grigri ——– KONG ghost ——- CASSIN piu’<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/smcescape8superlight.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/smcescape8superlight.jpg?w=201" width="194" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/figure8smallg2.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/figure8smallg2.jpg?w=123&h=219" width="112" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/mm.jpg"><img border="0" height="177" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/mm.jpg?w=114" width="200" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/mammut-bionic_8.jpeg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/mammut-bionic_8.jpeg?w=157&h=239" width="130" /></a><br /><br /><br />SMC escape — SALEWA G2 —— stick —— MAMMUT Bionic<br /><br /><br />Sepatu<br /><br />Sepatu yang dipergunakan khusus untuk pemanjatan, dibuatberbeda dengan umumnya sepatu. Dibuat dengan sol yang lunak, dan dari bahan karet yang mempunyai daya rekat merekat pada permukaan tebing, sehingga meminimalkan terpelesetnya pemanjat. Ada juga yang dibuat dengan sol agak keras, umumnya dipakai memanjat tebing rlatif mudah, atau memakai tehnik jummaring pada tebing sangat besar atau tinggi.<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/lasportivatestarossa.jpg"><img border="0" height="165" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/lasportivatestarossa.jpg?w=195&h=162" width="200" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/fiveteninsightclimbingapproach.jpg"><img border="0" height="115" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/fiveteninsightclimbingapproach.jpg?w=242&h=140" width="200" /></a><br /><br /><br />Helm<br /><br />Penggunaan helm sangatlah dianjurkan dalam pemanjatan, helm melindungi kepala dari serpihan atau batuan yang jatuh, juga bahaya lainnya. Helm yang baik adalah yang ringan namun juga kuat, umumnya dibuat dari bahan polycarbonate.<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/320w.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/320w.jpg?w=210&h=239" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/edelridtarga.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/edelridtarga.jpg?w=203&h=238" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-astral.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-astral.jpg?w=203" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlEGI7MSk6619hsMPriXR-sZ4PL0H_GSThiRrfgr5gFPYeP0e8E8UkwXjMt0T27mBqUz6xl2FOiXm2leDx6XBmyD1b80-JzTgrcD16-9iCJgCrMne4dLdyQIwEK-BabgAEcFkGv7wL0915/s1600-h/Salewa.+Helium+G2.bmp"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlEGI7MSk6619hsMPriXR-sZ4PL0H_GSThiRrfgr5gFPYeP0e8E8UkwXjMt0T27mBqUz6xl2FOiXm2leDx6XBmyD1b80-JzTgrcD16-9iCJgCrMne4dLdyQIwEK-BabgAEcFkGv7wL0915/s320/Salewa.+Helium+G2.bmp" /></a><br /><br /><br />Chalk Bag<br /><br />Sebuah tas kecil yang umumnya dipakai dipinggang bagian belakang seorang pemanjat, berisi bubuk magnesium, yang berguna menetralisir keringat yang keluar pada tangan dan kelembaban pada batu atau permukaan tebing.<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/chalkbag01.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/chalkbag01.jpg?w=194&h=239" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/bd_survivor_chalkbag.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/bd_survivor_chalkbag.jpg?w=240&h=240" /></a><br /><br /><br />Peralatan Lainnya<br /><br />Disamping itu dalam pemanjatan mutipitch climbingdan aid climbing, lebih banyak lagi peralatan yang dibutuhkan, misalnya diperlukan untuk menaikkan peralatan atau menambah ketinggian. antara lain:<br /><br />Ascender<br /><br />Merupakan alat mekanik Single Rope Technique (SRT) yang berfungsi menjepit (clamp) tali, dimana tak bisa bergeser ke bawah namun sebaliknya. Umumnya digunakan pemanjatan artificial. Ascender terbagi menjadi dua jenis yaitu yang mempunyai pegangangan (handle) atau kepalanya saja, atau biasa disebut clog.<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/camp-pilot.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/camp-pilot.jpg?w=152" width="108" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/libertymountain.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/libertymountain.jpg?w=153" width="102" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/mammut-twin.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/mammut-twin.jpg?w=224" width="154" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/b17srg_0.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/b17srg_0.jpg?w=160" width="106" /></a><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kong-modular.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kong-modular.jpg?w=162" width="142" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kong-procave.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kong-procave.jpg?w=206" width="158" /></a><br /><br /><br />Descender<br /><br />Alat untuk turun dari suatu ketinggian, dengan memanfaatkan gaya gesek atau gaya geser tali terhadap alat tersebut (friction). Umumnya digunakan figure eight descender, namun bila jarak turun sangat tinggi atau vertikal umumnya dipakaidescender yang mempunyai sistem pengereman sendiri (self braking). baca; artikel Descendeur kategori;Basic Mountaineering<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/petzl-aotustop.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/petzl-aotustop.jpg?w=112" width="74" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kong-banana.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kong-banana.jpg?w=195" width="130" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/mammut-stopdescender.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/mammut-stopdescender.jpg?w=154" width="102" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/soloaid.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/soloaid.jpg?w=168" width="112" /></a><br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpiz8VWxrmDFuGX883_TDLxYxm6ZVLk4Wk3V83tD85Oo50nRiUUE7VBxhMlgCHJRsErQljE3UIoZIzQjGXw-NKkZyZIQGDaxxrGjrxw1mvDwKdtIquHt3KRXna4XJPQ9Zje9jhietinY99/s1600-h/Solo+Aid.jpg"><br /></a><br /><br /><br />Hook<br /><br />Berfungsi seperti pengait, namun bukan alat pengaman. Umumnya dipakai oleh seorang pemanjat sebagai pengaman sementara, yang dikaitkan pada cacat batuan (flakes). Dipakai pada pemanjatan dengan tehnik aid climbing.<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamondspectreicepiton.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamondspectreicepiton.jpg?w=156" width="104" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamond-fifi_hook.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamond-fifi_hook.jpg?w=118" width="79" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamondpeckerpiton.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/blackdiamondpeckerpiton.jpg?w=124" width="83" /></a><br /><br /><br />Palu Tebing<br /><br />Berguna untuk memasang piton atau membukanya. Adapula palu yang sudah dilengkapi dengan pemutar baut<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kong-speleagle.jpg"><img border="0" height="91" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/kong-speleagle.jpg?w=227" width="200" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/petzl-bongo.jpg"><img border="0" height="91" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/petzl-bongo.jpg?w=300" width="200" /></a><br /><br /><br />Bor Tebing<br /><br />Alat yang berfungsi seperti bor, berguna untuk mem’bor’ tebing dan memasang baut untuk menempatkan hanger (bolt hanger) pada permukaan tebing<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/pe.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/pe.jpg?w=91" width="74" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/697861lrg.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/697861lrg.jpg?w=240&h=240" width="200" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/pet_rockpecker.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/pet_rockpecker.jpg?w=98" width="65" /></a><br /><br /><br />Bolt Hanger dan Resin AnchorBolt Hanger adalah pengaman tetap yang dipasang pada permukaan tebing yang telah dilubangi / dibor, diperkuat dengan baut tebing (bolt) sedangResin Anchor dipasang pada permukaan tebing yang telah dilubangi dengan bor dan diperkuat dengan lem (resin glue)<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/stubaistandar.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/stubaistandar.jpg?w=102&h=98" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/petzlcoeurhanger10mm.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/petzlcoeurhanger10mm.jpg?w=88&h=111" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/bn.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/bn.jpg?w=131" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/m.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/m.jpg?w=85" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cn.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cn.jpg?w=61" /></a><br /><br /><br />Pasak Tebing<br /><br />Pada umumnya piton dapat digolongkan dalam empat jenis, yaitu bong, bugabbos, Knife-Blade dan Angle. Merupakan pasak yang ditancapkan pada rekahan atau celah tebing. Karena disesuaikan dengan bentuk rekahan dan celah tebing, maka bentuk pitonpun bermacam-macam, antara lain;<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/camp-lostarrow.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/camp-lostarrow.jpg?w=77&h=125" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/camp-anellofisso.jpg"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/camp-anellofisso.jpg?w=127&h=134" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/camp-knifeblade.gif"><img border="0" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/camp-knifeblade.gif?w=109&h=122" /></a><br /><br />lost arrow ——– universal——– knifeblade<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-flat.jpg"><img border="0" height="116" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-flat.jpg?w=202&h=118" width="200" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-wedgedshape.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-wedgedshape.jpg?w=180&h=180" width="200" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-lshape.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-lshape.jpg?w=210&h=210" width="200" /></a><br /><br /><br />flat ————– bong ———— l shape<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-vshape2.jpg"><img border="0" height="93" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/cassin-vshape2.jpg?w=254" width="200" /></a><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/stubai-soft.jpg"><img border="0" height="78" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/stubai-soft.jpg?w=276" width="200" /></a><br /><br /><br />v shape ————————- soft<br /><br /><br />Etrier/Stirrup<br /><br />Dibuat dari webbing yang dibentuk seperti tangga, biasanya dig unakan untuk menambah ketinggian pada jalur pemanjatan yang sulit atau pemanjatanartificial, misalnya pada dinding yang menggantung (overhang)<br /><br /><br /><a href="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/petzl4stepetrier.jpg"><img border="0" height="200" src="http://hendryferdinan.files.wordpress.com/2011/03/petzl4stepetrier.jpg?w=90" width="70" /></a><br /><br /><br />Juga banyak peralatan lain yang sangat dibutuhkan dalam panjat tebing, seperti daisy chain, rivet, rurp dan lainnya.<br /><br /><br /><br />Sumber : <a href="http://hendryferdinan.wordpress.com/">http://hendryferdinan.wordpress.com</a>

Peralatan Rock Climbing

Pada dasarnya, peralatan panjat tebing, tak jauh berbeda dengan peralatan kegiatan mountaineering lainnya, seperti caving, rapelling dan la...

Baca selengkapnya »