Pemetaan Caving
Pemetaan Caving
Dalam menelusuri goa seyogyanya seorang caver dapat mendata serta memetakan goa yang ia telusuri, baik goa vertikal maupun horizontal. Hal ini berguna untuk mendeskripsikan gambaran keadaan secara lebih faktual dan ilmiah, sehingga dapat ditarik kesimpulan secara global dan tepat untuk tujuan lainnya.
ALAT-ALAT PEMETAAN GOA
1. Klinometer : mengukur kemiringan medan
2. Kompas bidik : mengukur arah
3. Roll meter : mengukur jarak kikabatas (kiri, kanan, bawah, atas)
4. Lembar worksheet : mengisi data
5. Lembar description : menggambarkan sketsa goa
6. Alat tulis : perangkat tulis
Klinometer bekerja seperti bandul yang menggantung kearah pusat gravitasi. Besar ukuran klino (“+†atau “–“) bergantung pada tinggi rendahnya sasaran yang diukur dari si penembak(pembaca klino).
Kompas bidik yang digunakan bisa kompas lensa prisma atau kompas flat namun dianjurkan untuk memakai kompas flat yang sekaligus terdapata Klinometernya. Seperti “Silva Compass Expedition 15 TDCLâ€yang telah dilengkapi dengan Klino dan cermin untuk memudahkan membaca klino ketika membidik objek atau targetman.
Roll meter yang dipakai berbahan flesibel (jangan memakai yg berpita seng). Bahan kedap air atau sejenisnya.
Alat tulis yang dipakai adalah: pensil, karet penghapus, rautan, mistar, dan clipboard.
Catatan: semua perlengkapan berbahan kertas (lembar description dan worksheet sementara) diusahakan yang bahanKalkir, karena sifatnya yang tidak mudah rontok saat terkena air, hanya mengerut saja. Atau jika tidak ada bisa menggunakan kertas Kodak Tris
JOB DALAM MAPING
1. Pembaca alat : membaca besar sudut kompas dan klinometer (penembak)
2. Pencatat data : mencatat besar sudut yang diukur oleh pembaca alat
3. Penggambar sket : menggambar sketsa gua tampak depan (mulut goa, station, pitch, ornament, dll)
4. Obyek tembak : orang yang dikenai sasaran untuk mendapatkan sudut kompas dan klino
5. Pengukur jarak : mengukur ‘long tape’, dan ‘kikabatas’ goa dengan roll meter
6. Pemimpin regu : orang yang memimpin jalannya maping, penentu titik station, pengambil keputusan, dll.
Catatan: Pembaca alat dan pencatat data harus dekat atau bersebelahan, agar tidak terjadi miss comunication. Pengukur jarak tidak mutlak ada, bisa dilakukan oleh anggota yang lain.
TAHAP-TAHAP DALAM MAPING
1. Membagi job
Pembagian job disesuaikan potensi yang dimiliki masing-masing individu
2. Kesepakatan pengukuran
Disepakati mana titik/bagian tubuh yang menjadi sasaran tembak oleh pembaca alat (biasanya dipakai sinar lampu headlamp), berapa sentimeter jarak antara headlamp(titik tembak) dengan tanah dalam posisi berdiri, jongkok, dan tengkurap.
3. Menentukan starting point dan posisi tiap surveyor
Starting point atau titik awal yang digunakan biasanya mulut goa atau teras goa(daerah perpisahan antara batas gelap dan batas terang). Pada titik ini ditempatkan seorang penembak/pembaca alat ditemani oleh penggambar sket dan pencatat data. Targetman ditempatkan beberapa meter didepannya menuju ke dalam goa(diusahakan pada titik belokan, station, atau pitch). Anggota yang lain bersiap untuk mengganti peran targetman di plottingan ke dua. Sedangkan penggambar sket dan pencatat data selau menuju ketitik awal plottingan yang baru.
4. Melakukan plottingan pertama
Penembak mengukur kompas dan klino yang diarahkan ke Targetman (sinar headlamp),. Pengukur jarak mengukur longtape dan “kikabatas†goa dengan roll-meter. Pencatat data mencatat hasil pengukuran dari penembak dan anggota yang mengukur ‘kikabatas’. Penggambar sket mencitrakan gambaran dihadapannya ke media kertas dan menambahkan beberapa keterangan(jarak penembak dengan targetman, posisi penembak dengan kikabatas, ornament, dll).
5. Melakukan plottingan kedua
Targetman pada plottingan pertama, berganti peran menjadi penembak di plottingan kedua, namun posisinya tetap dititik semula. Seseorang menjadi targetman baru yang ditempatkan beberapa meter kedalam goa dari sang penembak baru. Bisa diganti oleh penembak awal jika anggota sedikit/kurang (penembak dan targetman saling bergantian peran). Melakukan pengukuran dan pencatatan seperti pada plottingan pertama.
6. Melakukan plottingan selanjutnya dan eksekusi
Plottingan selanjutnya dilakukan sampai batas akhir goa atau sesuai keinginan. Data yang diperoleh diperbaiki dan disalin ulang secara manual agar rapih. Hasil dari gambaran goa juga bisa diperoleh dari memasukan data ke beberapa software pemetaan dan grafik.
sumber: http://hidupgajelas.wordpress.com/2011/01/17/teknik-dasar-pemetaan-goa/
0 komentar:
Posting Komentar